Planet yang lebih panas dari bintang



Astronom yang berkaitan dalam proyek Super Wide Angle Search for Planets (SuperWASP) telah menemukan planet terpanas bernama WASP-33b. Suhu planet tersebut lebih panas dari suhu beberapa bintang.

Keberadaan planet itu telah dketahui sejak tahun 2006 lalu namun baru dikonfirmasi tahun 2010 kemarin. Diketahui, planet tersebut termasuk dalam jenis planet gas dengan massa kurang dari 4,5 kali massa Jupiter.

Berdasarkan penelitian dengan William Herschel Telescope, suhu WASP-33b mencapai 3200 derajat Celsius. Suhu itu lebih panas daripada bintang kurcaci merah yang bersuhu 700 derajat Celsius dan WASP-12b yang suhunya 2300 derajat Celsius.

Salah satu penyebab panasnya suhu planet itu adalah suhu bintang induknya yang juga panas. Astronom mengatakan, suhu bintang induk planet itu adalah 7160 derajat Celsius, lebih tinggi dari suhu matahari yang hanya 5600 derajat Celsius.

Sementara, sebab lain adalah kedekatan jarak orbit WASP-33b dengan bintang pusatnya. Dengan jarak hanya 7% dari jarak Merkurius-Matahari, planet ini seakan terkena dampak dari panas bintang induknya.

Studi tentang planet ini dikepalai oleh Alexis Smith dari Universitas Keele di Stafordshire, Inggris. Lewat studi ini, astronom juga mengetahui bahwa jangka revolusi planet ini sangat pendek, hanya 29,5 jam.

Drake Demming dari Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland yang tidak terlibat penelitian ini mengatakan, "WASP-33b bisa membantu astronom menelaah planet panas yang karakteristisknya masih misterius."

Hal yang bisa dipelajari misalnya adanya planet berorbit dekat dengan bintangnya yang memiliki kondisi atmosfer luar lebih dingin dari lapisan dalamnya. Ini mengejutkan karena planet tersebut "dipanaskan" dari luar.

Deming meyatakan, fakta itu bisa berhubungan dengan adanya senyawa berbahan karbon yang mengubah cara atmosfer menanggapi radiasi. Senyawa kimia tertentu bisa terbentuk akibat sinar ultraviolet dari bintang.

"Ini pastinya akan menjadi planet yang ingin Anda lihat. Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk bisa mempelajari planet yang mengorbit pada bintang yang super panas," pungkas Deming dalam interview-nya dengan New Scientist.
Sumber: newscientist
smo