Padi lokal berumur pendek berhasil diciptakan



Kabupaten Barito Kuala di Kalimantan Selatan sudah enam tahun ini beraliansi dengan Institut Pertanian Bogor menyilangkan padi lokal dan padi unggul. Hasilnya sudah ada empat galur silangan yang diajukan ke Kementerian Pertanian.

”Dari empat galur yang diajukan, satu galur di antaranya telah diakui Kementerian Pertanian pada Desember 2010 dan diberi nama IPB2 Batola,” kata Bupati Barito Kuala Hasanuddin Murad di Marabahan, Selasa (4/1/2011).

Kini, IPB2 Batola sedang dites di daerah Dandan Jaya, Kecamatan Rantau Berau, bersama beberapa galur lainnya di lahan seluas 8 hektar. Rencananya, musim tanam Oktober nanti benih padi hasil uji coba itu akan didistribusikan ke masyarakat.

Hasil silangan baru ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain umur tanaman hanya sekitar empat bulan. ”Padahal, umur tanaman padi lokal sebelumnya delapan bulan,” kata Murad.

Berhasil diperpendeknya umur padi ini, lanjut Murad, diharapkan penghasilan petani bisa melonjak karena dalam setahun berarti petani minimal bisa menanam padi dua kali.

Selain umur tanaman lebih pendek, produktivitas padi ini pun lebih tinggi, yakni sekitar 5 ton gabah kering panen per hektar, padahal sebelumnya hanya 3,4 ton gabah kering panen per hektar.

Meski umur tanaman dan produktivitas lebih baik, rasanya tetap seperti padi lokal, yakni pera. Rasa ini lebih disukai warga Banjar yang merupakan penduduk asli Kalimantan Selatan.

”Karena itu, harga beras pera lebih mahal dibanding beras medium asal Jawa,” kata Murad.

Ratusan galur

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Barito Kuala Zulkifli menyatakan, mulanya ada ratusan galur yang disilangkan, yaitu dari jenis lokal siam unus dan fatmawati dari jenis padi unggul. Dari proses persilangan itu, kemudian ada 8 galur terbaik yang dipakai. Dari delapan galur itu kemudian ada empat galur yang diajukan ke Kementerian Pertanian dengan mempertimbangkan sisi pertumbuhan, produktivitas, dan ketahanan terhadap serangan penyakit.

”Setelah ada yang diakui Menteri Pertanian, kami mendahului dengan uji coba lapangan untuk diperbanyak. Saat ini sudah tanaman padi yang berumur satu bulan dan siap dibagikan saat musim panen Oktober nanti,” kata Zulkifli.Dengan penemuan baru ini, diharapkan produktivitas padi di Kalsel, terutama Barito Kuala, bisa meningkat. Barito Kuala merupakan sentra pertanian padi di Kalsel dengan kontribusi sekitar 17 persen, yakni produksi berasnya 351.761 ton pada 2010 dan 323.353 ton pada 2009.
Sumber : kompas cetak
smo