Bahaya seks di luar angkasa



Sudah lama penelitian mengenai reproduksi di luar angkasa menjadi salah satu tema hangat, terutama ketika rencana penjelajahan luar angkasa mulai dilancarkan. Membangun koloni manusia di planet lain mungkin kini masih menjadi mimpi.

Sebab, hasil penelitian menunjukkan bahwa melakukan hubungan seks di luar angkasa masih beresiko tinggi jika digunakan untuk menghasilkan keturunan. Berdasarkan penelitian, keturunan yang dihasilkan mungkin akan memiliki kelainan.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada Journal of Cosmology meneliti perkembangan embrio ikan zebra dalam kondisi yang mirip dengan kondisi luar angkasa. Penelitian dilakukan dengan menempatkan embrio dalam bioreaktor yang dibuat untuk menirukan kondisi gravitasi di luar angkasa. Para ilmuwan kemudian mencatat perkembangan embrio.

Setelah telur menetas, ilmuwan mendapati bagian tulang yang menyokong insang berubah bentuk pada beberapa ikan. Beberapa bulan kemudian, jumlah ikan yang mengalami kelainan meningkat. Ilmuwan mendapati adanya kelainan pada tulang yang menjadi dasar tengkorak (membengkok).

Penelitian yang lalu juga mendapatkan hal sama. Hanya, penggunaan bireaktor dikritik karena dianggap tidak dapat meniru kondisi luar angkasa secara sempurna. Artikel studi dalam Journal of Cosmology ini menyinggung tema yang dianggap tabu dan belum pernah dibahas NASA sebelumnya: seks di luar angkasa. Topik ini mencuat ke permukaan setelah muncul rencana untuk menjalankan misi mengirim manusia ke Mars.
Sumber : National Geographic Indonesia
smo