Fosil bintang sebagai indikator evolusi alam semesta



Selama bertahun-tahun, astronom tak tahu apa pun tentang apa yang terjadi selama "masa kegelapan" alam semesta. Masa itu adalah sebuah periode antara big bang yang diperkirakan terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu sampai terbentuknya bintang-bintang pertama di semesta.

Namun, kini sedikit pencerahan datang dari hasil penelitian ilmuwan Cambridge University, Inggris, dan California Institute of Technology, AS. Mereka menemukan sisa bintang-bintang pertama yang tercipta beserta bukti ledakan sebuah bintang yang berupa awan gas.

Profesor Max Pettini dari Cambridge Institute of Astronomy yang terlibat dalam riset itu mengatakan, "Kami telah secara efektif melacak apa yang terjadi di 'masa kegelapan' dengan menggunakan cahaya yang diemisikan sebuah kuasar."

Ia melanjutkan, "Kita menemukan sejumlah kecil elemen yang ada di awan gas sisa ledakan salah satu bintang pertama itu terdapat dalam proporsi yang sangat berbeda dengan proporsi relatif yang dijumpai pada bintang saat ini."

Pettini mengatakan, perbandingan karbon dan besi yang terdapat pada awan gas tersebut 35 kali lebih besar daripada yang terdapat di matahari. Sementara hal itu juga menunjukkan bahwa awan gas diakibatkan oleh ledakan sebuah bintang yang ukurannya 25 lebih besar dari matahari.

Pettini yang merupakan peneliti di Cambridge Institute for Astronomy menjelaskan, "Ini (awan gas) adalah fosil yang bisa memberitahukan pada kita jejak yang hilang pada masa awal pembentukan semesta."

Ia mengatakan, bintang pertama itu memberikan kunci bagaimana semesta berevolusi dari lingkungan yang berlimpah hidrogen dan helium menjadi lingkungan yang kaya unsur oksigen, karbon, dan besi.
Sumber: dailymail.co.uk
smo