Musibah bisa terjadi di waktu yang tak terduga. Bahkan di saat liburan. Itulah yang dialami Rachel Devine saat berlibur dengan kekasihnya di Turki, pada pertengahan tahun lalu. Gara-gara tak menyadari dirinya alergi terhadap satu makanan, liburan itu nyaris merenggut nyawanya.
Waktu itu, saat menikmati hangatnya matahari Turki, gadis berusia 25 tahun asal Irlandia ini dan kekasihnya, Chris Mee membeli es krim untuk menyejukkan dahaga. Setelah satu suapan, tiba-tiba Rachel merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Bibirnya membengkak, dan ia menjadi sulit bernapas, seperti dikutip dari laman The Sun.
Baru diketahui, es krim tersebut mengandung susu kambing, yang belakangan diketahui Rachel alergi susu tersebut ketika masih kecil. Dalam situasi sulit bernapas, Rachel mencoba mengatasi masalahnya dengan memakai obat inhaler untuk asmanya. Namun, tak berhasil.
Rachel juga sempat menyuntikkan adrenalin EpiPen yang selalu dibawanya jika mengalami kasus-kasus syok serius. Tapi, itu juga tak berhasil. Rachel pun pingsan di tempat kejadian.
Sang kekasih langsung membawanya ke rumah sakit. Di sana, dokter menduga Rachel terkena serangan jantung setelah mendiagnosis otak Rachel mengalami kekurangan oksigen. Rachel pun divonis mengalami koma.
Di Turki, Rachel mendapat perawatan intensif dan ditemukan adanya pembengkakan otak. Setelah delapan hari pengobatan, ia diterbangkan dengan pesawat jet medis ke rumah sakit negara asalnya.
Namun, setibanya di Belfast, Irlandia, dokter yang menanganinya lebih pesimistis dan memberitahukan keluarganya untuk bersiap-siap menerima kejadian terburuk. Pengalaman beberapa pasien yang koma membuat dokter tidak berani memberikan harapan yang tinggi kepada keluarga Rachel.
Ajaibnya, setelah empat minggu koma Rachel akhirnya tersadar. Rachel mengaku ketika tersadar mengira dirinya mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanan ke Turki. Walau otaknya selamat, namun gadis itu tidak dapat berjalan dan sulit berbicara.
Meski dalam kondisi itu, Rachel bertekad ingin sembuh dengan mengikuti program rehabilitasi. Secara perlahan, Rachel mulai bisa mengucapkan beberapa kata dan bisa berdiri. Rachel mengaku ingin kembali hidup normal.
Dokter mengatakan Rachel sangat beruntung karena alergi langka dan ekstrim yang menyerangnya bisa membunuhnya.Gejala seseorang mengalami alergi makanan diawali gatal-gatal kulit dan sulit bernapas.
Jika alerginya tergolong parah, reaksi yang berbahaya adalah saluran udara mulai menyempit sehingga jantung tidak bisa memompa udara dengan baik. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen cukup. Ketika tubuh kekurangan oksigen, daya fungsi otak menurun. Jika pertolongan terlambat, bisa menyebabkan kematian.
Waktu itu, saat menikmati hangatnya matahari Turki, gadis berusia 25 tahun asal Irlandia ini dan kekasihnya, Chris Mee membeli es krim untuk menyejukkan dahaga. Setelah satu suapan, tiba-tiba Rachel merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Bibirnya membengkak, dan ia menjadi sulit bernapas, seperti dikutip dari laman The Sun.
Baru diketahui, es krim tersebut mengandung susu kambing, yang belakangan diketahui Rachel alergi susu tersebut ketika masih kecil. Dalam situasi sulit bernapas, Rachel mencoba mengatasi masalahnya dengan memakai obat inhaler untuk asmanya. Namun, tak berhasil.
Rachel juga sempat menyuntikkan adrenalin EpiPen yang selalu dibawanya jika mengalami kasus-kasus syok serius. Tapi, itu juga tak berhasil. Rachel pun pingsan di tempat kejadian.
Sang kekasih langsung membawanya ke rumah sakit. Di sana, dokter menduga Rachel terkena serangan jantung setelah mendiagnosis otak Rachel mengalami kekurangan oksigen. Rachel pun divonis mengalami koma.
Di Turki, Rachel mendapat perawatan intensif dan ditemukan adanya pembengkakan otak. Setelah delapan hari pengobatan, ia diterbangkan dengan pesawat jet medis ke rumah sakit negara asalnya.
Namun, setibanya di Belfast, Irlandia, dokter yang menanganinya lebih pesimistis dan memberitahukan keluarganya untuk bersiap-siap menerima kejadian terburuk. Pengalaman beberapa pasien yang koma membuat dokter tidak berani memberikan harapan yang tinggi kepada keluarga Rachel.
Ajaibnya, setelah empat minggu koma Rachel akhirnya tersadar. Rachel mengaku ketika tersadar mengira dirinya mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanan ke Turki. Walau otaknya selamat, namun gadis itu tidak dapat berjalan dan sulit berbicara.
Meski dalam kondisi itu, Rachel bertekad ingin sembuh dengan mengikuti program rehabilitasi. Secara perlahan, Rachel mulai bisa mengucapkan beberapa kata dan bisa berdiri. Rachel mengaku ingin kembali hidup normal.
Dokter mengatakan Rachel sangat beruntung karena alergi langka dan ekstrim yang menyerangnya bisa membunuhnya.Gejala seseorang mengalami alergi makanan diawali gatal-gatal kulit dan sulit bernapas.
Jika alerginya tergolong parah, reaksi yang berbahaya adalah saluran udara mulai menyempit sehingga jantung tidak bisa memompa udara dengan baik. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen cukup. Ketika tubuh kekurangan oksigen, daya fungsi otak menurun. Jika pertolongan terlambat, bisa menyebabkan kematian.
Sumber: vivanews.com