Arwana super red tertangkap jala



Banjir dianggap sebagai musibah oleh banyak orang, tetapi tidak bagi Junaidi (41), seorang PNS di satu instansi Pemerintah Daerah di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Banjir yang melanda hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu termasuk Ibu Kota Kapuas Hulu yaitu Putussibau, meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi Junaidi.

Saat banjir terjadi di Kota Putussibau 17 Oktober 2010, Junaidi bersama anaknya Arif (14) yang masih duduk di kelas 2 SMP, turun ke halaman rumah yang sudah digenangi air.

Iseng-iseng memanfaatkan jala seadanya, Junaidi dan anaknya menuju pinggiran sungai Sibau yang terletak kurang lebih 100 meter dari rumah mereka. Tak disangka seekor ikan terjaring ke jala yang mereka bentangkan.

Ikan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi Junaidi. Ia dan anaknya pun berusaha mencari tahu jenis ikan tersebut. Tak diduga, itu merupakan ikan arwana atau siluk dalam bahasa setempat. Arwana yang mereka dapatkan merupakan jenis super red yang dikenal berharga lumayan tinggi.

"Alhamdulillah inilah berkah yang kami dapatkan di saat banjir," ucap Junaidi sambil menunjukkan arwana super red yang dipeliharanya di dalam akuarium sederhana di ruang tamunya.

Arwana itu terlihat sehat, lincah dan gagah, mempunyai panjang kurang lebih 50 sentimeter dengan sisik berwarna merah keemasan. Ikan arwana (Scleropages formosus) yang menurut kepercayaan sebagian orang dapat membawa keberuntungan, memang mempunyai harga jual yang cukup lumayan dan menggiurkan. Satu ekor bisa mencapai harga puluhan juta rupiah.

"Kemarin ada orang datang menemui saya dan ingin membayar ikan ini seharga Rp 25 juta," ungkap Junaidi sambil tersenyum.

Tapi tawaran itu di tolak Junaidi dengan alasan bahwa ikan ini mempunyai kenangan tersendiri bagi Junaidi dan keluarganya.

"Setidaknya saya bisa bercerita kepada anak-anak, keluarga serta teman-teman bahwa setiap musibah pasti ada hikmahnya, inilah salah satu bukti kebesaran Allah," ungkapnya.
Sumber: kompas.com
smo